Thursday, 31 December 2015

Cacing Pipih

Mengenali Jenis Cacing Pipih
  Pernahkah kita mendengar , apa itu Cacing Pipih ? Ada beragam kelompok cacing, salah satunya adalah si cacing pipih atau yang biasa kita kenal dengan istilah Platyhelminthes. Fillum Platyhelminthes mencakup semua jenis cacing pipih terkecuali Namertea. Dulu ia dimasukkan ke dalam kelompok ini namun kemudian dipisahkan untuk alasan tertentu. Secara umum, cacing dalam kelompok Platyhelminthes ini memiliki badan yang pipih tanpa segmen layaknya cacing lainnya. Umumnya, cacing pipih hidup di laut, danau, sungai ataupun sebagai parasit di dalam tubuh organisme lainnya, misalnya cacing pipih darah yang hidup dalam pembuluh vena manusia. Si cacing pipih ini sangat sensitif terhadap cahaya, karena itu, meski ada sebagian mereka yang hidup di alam namun cukup sulit menjumpainya di tempat terbuka.

Struktur Tubuh Cacing Pipih

Kelompok cacing yang satu ini dikenal sebagai Triplobostik Aselomata sebab ia mempunyai tiga lapisan embrional, antara lain endoderma, ektoderma dan juga mesoderma. Meski demikian, perlu diketahui bahwa mesoderma pada cacing pipuh tidak mengalami spesialisasi dengan demikian sel-sel yang ada tetap seragam karena sel khusus tidak dibentuk.

Sistem pencernaan cacing pipih dikenal dengan nama gastrovaskuler. Yang artinya sistem peredaran makanan tidak dibebankan pada darah melainkan usus. Sistemik pencernaan mereka dimulai dari mulut lalu faring dan kemudian kerongkongan. Pada bagian belakang kerongkongan tersebut terdapat organ usus dengan cabang yang terkoneksi ke seluruh tubuh cacing. Maka itu, selalin berfungsi sebagai organ pencernaan, usus pada cacing pipih juga berperan mengedarkan makanan. Untuk urusan pembuangan, cacing pipih melakukannya melalui mulut seba ia tak memiliki anus. Adapun unsur semacam gas CO2 juga O2 dikeluarkan dari tubuh cacing pipih melalu serangkaian proses difusi.

Untuk sistem syaraf, cacing pipih dikenal memiliki dua tipe yakni:
  • Sistem syaraf tangga tali, sistem ini yang paling sederhana. Pusat susunan saraf dikenal dengan nama ganglion otak. Ia ada pada belakang kepala, jumlahnya dua. Pada hanglion otak ini terdapat tali saraf yang memanjang pada bagian kanan juga kiri tubuh. Keduanya dihubungkan oleh serabut saraf yang melintang.
  • Sistem saraf berikutnya dikenal lebih rumit dan ada pada jenis cacing pipih dengan tingkatan yang lebih tinggi. Sel saraf mereka tersusun atas neuron yang dibedakan menjadi 3 bagian yakni sel saraf sensorik yang berfungsi sebagai pembawa sinyal dari idera cacing ke otak, sel saraf motor yang berperan sebagai sel pembawa materi dari otak ke efektor dan terakhir sel aosiasi yang berfungsi sebagai perantara.

Klasifikasi Cacing Pipih

Kelompok Platyhelminthes atau cacing pipih dibedakan dalam 3 kelas utama yakni:
  • Tubellaria, adalah cacing pipih yang memakai bulu getar sebagai alat penggerak. Misalnya saja pada Planaria.
  • Trematoda, yakni cacing pipih yang mempunyai alat hisap lengkap dengan kait yang berfungsi melekatkan diri pada inang si cacing pipih. Kelompok yang satu ini hidup sebagai parasit. Misalnya saja Cacing hati atau Fasciola, Schitosoma, Clonorchis dan lain-lain.
  • Cestoda adalah kelas cacing pipih yang mempunyai kulit berlapis kitin. Dengan demikian ia tidak tercemar dengan enzim pada usus inangnya. Cacing dalam kelas ini juga merupakan parasit tapi hanya dijumpai pada hewan. Misalnya saja T. Saginata dan Taenia Solium.
Ciri - ciri Cacing Pipih

  •     Platyhelminthes adalah cacing pipih aselomata: tubuh mereka yang padat antara permukaan luar dan rongga dari sistem pencernaan.
  •     Sebagian besar cacing pipih memiliki rongga gastrovaskular dan bukan sistem pencernaan lengkap, rongga yang sama digunakan untuk membawa makanan digunakan untuk mengeluarkan bahan limbah.
  •     Platyhelminthes yang baik predator atau pemulung, kebanyakan adalah parasit yang memakan jaringan inang.
  •     Cacing pipih memiliki sebuah sistem saraf yang sederhana, tidak ada sistem peredaran darah atau pernapasan, dan sebagian besar memproduksi telur dan sperma, dengan pembuahan internal.
  •     Platyhelminthes dibagi menjadi empat kelas: Turbellaria, spesies laut yang hidup bebas, Monogenea, ektoparasit ikan, Trematoda, parasit internal manusia dan spesies lain, dan Cestoda (cacing pita), yang merupakan parasit internal banyak vertebrata.
  •     Pada cacing pipih, bahan dicerna diambil ke dalam sel-sel dari lapisan usus oleh fagositosis, bukannya diproses secara internal.

Wednesday, 30 December 2015

DUNIA CACING



Jenis-jenis Cacing


Siapa sih yang tidak mengenal Cacing ? Cacing merupakan salah satu jenis binatang invetebrata yang mudah kita jumpai dalam keseharian kita. Hewan dengan tubuh lunak ini terdiri atas beragam jenis. Kabarnya, ada sekitar 4500 spesies cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia. Dari ribuan jenis ini, terdapat cacing yang merugikan dan juga menguntungkan. Berikut kami sajikan jenis-jenis cacing yang boleh jadi cukup familiar di telinga Anda, antara lain:
  1. Cacing tanah. Dari 4500 jenis cacing, sebanyak 2700 adalah cacing tanah. Makhluk hidup yang satu ini dikenal cukup penting bagi manusia. Binatang berlendir ini berperan sebagai kompositor sampah organik, penyubur tanah, bahan obat serta bahan baku pakan ternak yang cukup bergizi. Salah satu jenis cacing tanah yang paling populer adalah Lumbricus rubellus.
  2. Cacing Tambang. Digolongkan sebagai parasit berbahaya dalam tubuh manusia. Cacing ini bisa mengakibatkan berbagai penyakit seperti anemia dan juga kurang gizi. Cacing tambang ini masuk ke dalam filum Nematoda dan terdiri atas dua spesies yakni Necator americanus dan Ancylostoma duodenale.
  3. Cacing Kremi. Binatang yang satu ini masuk ke dalam filum nematoda dan terdiri atas 3 spesies yakni Enterobius vermicularis, Enterobius anthropopitheci dan Enterobius gregorii. Jenis cacing Enterobius vermicularis-lah yang kemudian menjadi biang penyakit bernama enterobiasis atau oksiuriasis. Cacing kremi merupakan parasit pada tubuh manusia dan melekarkan telurnya pada lipatan kulit anus. Hal ini kemudian yang menyebabkan gatal luar biasa pada wilayah tersebut. Dalam gejala kronis, penderita bisa saja mengalami radang parah pada organ genitalnya.
  4.  Cacing Gelang. Tergolong sebagai hewan tanpa tulang belakang atau invertebrate. Ia masuk ke dalam filum Nemarhelminthes Ascaris Lumbricoides. Cacing ini merupakan parasit dan hidup di dalam organ usus manusia.
  5. Cacing Cambuk. Dikenal juga dengan nama Trichuris trichiura. Ia merupakan biang penyakit yang disebut Trikuriasis. Cacing cambuk ini hidup dalam organ usus besar manusia. Infeksi cacing ini bisa menyebabkan seseorang terkena diare juga anemia.
  6. Cacing Jantung. Dikenal juga dengan nama Dirofilaria immitis. Cacing ini hidup sebagai parasit tapi hanya pada hewan. Ia merupakan ancaman yang sangat serius terutama bagi anjing dan kucing. Apabila tidak diperhatikan secara serius, bisa berakibat pada kematian. Cacing ini tersebar melalui perantara nyamuk bernama Anopheles. Ia menyerang bagian arteri pulmonary dan mengakibatkan rusaknya jantung dan paru-paru inangnya.
  7. Cacing Pita. Dikenal juga dengan nama Taenia Solium. Infeksi cacing ini dikenal dengan nama Sistiserkosis. Cacing pita dewasa bisa mencapai panjang 240 sampai 300 cm. Tubuh cacing ini mengandung kurang lebih 1000 proglotid.
  8. Cacing Darah. Dikenal juga dengan nama Schistosoma japonicum. Ia merupakan anggota dari kelompok Trematoda. Menyandang kata “darah” di namanya sebab ia hidup di dalam pembuluh vena pada manusia, sapi, anjing, kucing, biri-biri dan binatang pengerat.

Masih ada banyak jenis-jenis cacing yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, daftar cacing yang kami urai untuk Anda merupakan jenis cacing yang familiar dalam kehidupan sehari-hari.

Thursday, 27 August 2015

Kendaraan Terbaik Seorang Bijak

Kala itu matahari di padang pasir terasa membakar. Hanya sesekali angin bertiup, menerbangkan debu-debu yang memerihkan mata. Membuat seorang pemuda kerepotan mengarungi samudera pasir yang membentang luas. Namun, hatinya sedikit tenang. Unta yang di tungganginya masih muda dan kuat. Ia berharap kendaraannya ini sanggup untuk menempuh perjalanan yang jauh. Karena masih ada separuh perjalanan lagi yang harus ditempuh Sang Pemuda.

“Mudah - mudahan aku selamat sampai Makkah," katanya penuh harap. "Dan, segera melihat Baitullah yang selama ini aku rindukan.”

Panggilan rukun Islam kelima itulah yang telah membulatkan tekadnya mengarungi padang pasir yang terik.

Di tengah perjalanan, tiba - tiba Pemuda itu menatap tajam ke arah seseorang yang tengah berjalan sendirian di padang pasir.

'Kenapa orang itu berjalan sendiri di tempat seperti ini ?' tanya pemuda itu dalam hati. Sungguh berbahaya.

Pemuda tersebut menghentikan untanya di dekat orang itu. Ternyata, ia adalah seorang lelaki tua. Berjalan terseok - seok di bawah terik matahari. Lalu, Pemuda itu segera turun dari kendaraannya dan menghampiri.

“Wahai Bapak Tua, Bapak mau pergi ke mana ?” tanyanya ingin tahu.

“In syaa Allah, aku akan ke Baitullah,” jawab orang tua itu dengan tenang.

“Benarkah ?!” Pemuda itu terperanjat. Apa orang tua itu sudah tidak waras ? Ke Baitullah dengan berjalan kaki ?

“Betul Nak, aku akan melaksanakan ibadah haji,” kata orang tua itu meyakinkan.

“Maa sya Allah, Baitullah itu jauh sekali dari sini. Bagaimana kalau Bapak tersesat atau mati kelaparan ? Lagi pula, semua orang yang kesana harus naik kendaraan. Kalau tidak naik unta, bisa naik kuda. Kalau berjalan kaki seperti Bapak, kapan Bapak bisa sampai ke sana ?” Pemuda itu tercenung, merasa takjub dengan Bapak Tua yang ditemuinya.

Ia yang menunggang unta dan membawa perbekalan saja, masih merasa khawatir selama dalam perjalanan yang begitu jauh dan berbahaya. Siapapun tak akan sanggup menempuh perjalanan sejauh itu dengan berjalan kaki. Apa ia tidak salah bicara ? Atau memang orang tua itu sudah terganggu ingatannya ?

“Aku juga berkendaraan,” kata Bapak Tua itu mengejutkan.

Si Pemuda yakin kalau dari kejauhan tadi, ia melihat orang tua itu berjalan sendirian tanpa kendaraan apa pun. Tapi, Bapak Tua itu malah mengatakan dirinya memakai kendaraan.

Orang ini benar-benar sudah tidak waras. Ia merasa memakai kendaraan, padahal aku lihat ia berjalan kaki ... pikir si Pemuda geli.

“Apa Bapak yakin kalau Bapak memakai kendaraan ?” tanya Sang Pemuda itu menahan senyumnya.

“Kau tidak melihat kendaraanku ?” orang tua itu malah mengajukan pertanyaan yang membingungkan. Si Pemuda, kini tak dapat lagi menyembunyikan kegeliannya.

“Kalau begitu, apa kendaraan yang Bapak pakai ?” tanyanya sambil tersenyum.

Orang tua itu termenung beberapa saat. Pandangannya menyapu padang pasir yang luas. Dengan sabar, si Pemuda menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut orang tua itu. Akankah ia mampu menjawab pertanyaan tadi ?

“Kalau aku melewati jalan yang mudah, lurus, dan datar, kugunakan kendaraan bernama Syukur. Jika aku melewati jalan yang sulit dan mendaki, kugunakan kendaraan bernama Sabar,” jawab orang tua itu tenang.

Si Pemuda ternganga dan tak berkedip mendengar kata-kata orang tua itu. Tak sabar, pemuda itu ingin segera mendengar kalimat selanjutnya dari lelaki tua tersebut.

“Jika takdir menimpa dan aku tidak sampai ke tujuan, kugunakan kendaraan Ridha. Kalau aku tersesat atau menemui jalan buntu, kugunakan kendaraan Tawakkal. Itulah kendaraanku menuju Baitullah,” kata Bapak Tua itu melanjutkan.

Mendengar kata-kata tersebut, si Pemuda merasa terpesona. Seolah melihat untaian mutiara yang memancar indah. Menyejukkan hati yang sedang gelisah, cemas, dan gundah. Perkataan orang tua itu amat meresap ke dalam jiwa anak muda tersebut.

“Maukah Bapak naik kendaraanku ? Kita dapat pergi ke Baitullah bersama-sama,” ajak si Pemuda dengan sopan. Ia berharap akan mendengarkan untaian-untaian kalimat mutiara yang menyejukkan jiwa dari orang tua itu.

“Terima kasih Nak, Allah sudah menyediakan kendaraan untukku. Aku tak boleh menyia-nyiakannya. Dengan ikut menunggang kendaraanmu, aku akan menjadi orang yang selamanya bergantung kepadamu,” sahut orang tua itu dengan bijak, seraya melanjutkan perjalanannya.

Ternyata, orang tua itu adalah Ibrahim bin Adham, seorang ulama yang terkenal dengan kebijaksanaannya
Hikmah :
Untuk menempuh perjalanan kehidupan yang kita lalui ini. Bukan mobil mewah yang kita butuhkan sebagai kendaraan kita. Bukan pula harta melimpah yang kita butuhkan untuk bekal mengarungi kehidupan ini.
Cukup hati yang lapang, yang dapat menampung segala kemungkinan keadaan. Menyediakan bahan bakar Syukur, Sabar, Ridha dan Tawakkal. Hidup akan terasa lebih indah jika merasa bahagia.

Friday, 7 August 2015

MENIKAHI GADIS BUTA, TULI, BISU & LUMPUH

Pada zaman dahulu ada seorang pemuda pengembara bernama Ahmad. Ahmad adalah seorang pengembara yang soleh dan taat kepada Allah. Hutan, gunnung serta padang pasir telah dilalui dalam pengembaraannya.
Suatu ketika disaat Ahmad sedang menyusuri sebuah sungai. Dia merasa dahaga yang tiada terhingga, karena hari memang sangat panas sekali. Ahmad pun kemudian berhenti dipinggir sungai untuk minum dan mencuci mukanya. “Alhamdulillah….. terimakasih ya Allah, engkau telah memberikan keselamatan kepadaku dengan air sungai ini”. Tiba-tiba Ahmad melihat sesuatu mengapung-apung disungai menuju kearahnya. Tanpa berfikir panjang Ahmad pun kemudian mencebur dan mengambilnya yang ternyata adalah sebuah epal. “Ini mungkin rezeki untukku”. Ahmad kemudian memakan epal itu. Tetapi disaat epal itu termakan hampir habis, Ahmad teringat sesuatu. “Astaghfirullah, Kalau ada buah epal terjatuh, berarti disekitar sini ada sebuah kebun. Dan bila ada sebuah kebun, mungkin kebun itu ada yang memiliki. Ya Allah Ampunilah hambamu yang telah memakan buah ini tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Sebaiknya aku mencari dimana pemilik kebun dari buah ini.
Ahmad pun kemudian menyusuri sungai itu tanpa merasa letih. Dan benarlah, ternyata diujung sebuah hulu sungai ada sebuah kebun epal yang sangat luas. Ahmad kemudian mendatangi kebun itu dan mencari pemiliknya. Disaat Ahmad sedang mencari tiba-tiba seorang tua mengejutkannya.
“Assalamu’alaikum. Sedang mencari apa gerangan anak muda?”
“Waalaikumussalam… Apakah bapak tau siapa pemilik kebun epal ini?”
“Sayalah pemiliknya. Kenapa ?
“Jadi, jadi pemilik kebun ini adalah bapak sendiri. Oh.. Kebetulan sekali. Saya minta maaf kerana saya telah memakan sebuah epal yang saya duga berasal dari kebun bapak”.
“Dimana engkau menemukannya anak muda?” tanya org tua itu.
“Disebuah sungai disaat saya sedang minum dan membasuh muka saya”.
Pemilik kebun epal itu terdiam dan menatap mata Ahmad dengan tajam. Ahmad pun kemudian berkata, “Maafkanlah saya pak, saya siap menerima hukuman apa pun dari bapak. Apapun hukumannya, asalkan bapak memaafkan saya”.
“Ya, ya ya…. Kalau begitu kau akan menerima hukuman dariku”. Kata orang tua itu seraya terus menatap tajam mata ahmad.
“Silakan, apa hukuman yang akan aku terima ?”
“Kau harus membersihkan kebunku selama satu bulan penuh”
“Baiklah, saya akan menjalankan hukuman itu dengan ikhlas kerana Allah” Kata Ahmad sabar.
Demikianlah, berhari-hari Ahmad membersihkan kebun epal itu dengan rajin dan senang. Dia berharap dapat menghapus kesalahan yang telah dilakukannya. Hingga tidak terasa satu bulan penuh Ahmad telah menjalankan hukuman. Ahmad pun kemudian mendatangi pemilik kebun itu.
“Saya telah menjalankan hukuman untuk membersihkan kebun selama satu bulan penuh. Dan hari ini adalah hari yang terakhir, Apakah ada hukuman lain untuk menebus kesalahan saya?” Tanya Ahmad.
“Ada. Aku mempunyai seorang anak gadis bernama Rokayah. Dia buta, tuli, bisu dan lumpuh. Kau harus menikahinya.Jawab pemilik kebun
Bukan cuma terkejut, Ahmad pun gemetar. Tubuhnya berkeringat. Kerana Ahmad berfikir begitu berat ujian dan hukuman yang dia terima. pemilik kebun itupun bertanya.
“Kenapa, apakah kau tidak bersedia?” tanya pemilik kebun itu membuat ahmad berfikir. Tidak lama kemudian ahmad dapat menguasai diri. Dia yakin apabila pemilik kebun tidak memaafkannya, maka Allahpun tidak akan memaafkan kesalahannya yang telah memakan epal yang bukan miliknya.
“Baiklah, saya akan penuhi. Saya ikhlas kerana Allah untuk menikahi anak pak cik. Jawab Ahmad
Dengan kesabaran dan keikhlasan Ahmadpun kemudian menikahi gadis pemilik kebun epal. Disaat usai pernikahan, Ahmad hendak memasuki kamar pengantin yang didalamnya telah menunggu gadis pemilik kebun epal
“Assalamu’alaikum”…. Ucap Ahmad seraya membuka tirai kamar.
“Wa’alaikummussalam, Silakan masuk. Aku telah menunggu sejak tadi” Seorang gadis menjawab dari dalam kamar
Ahmad terkejut bukan kepalang mendengar jawaban itu.
“Oh, maafkan saya. Mungkin saya salah memasuki kamar ini. Sebenarnya saya mencari gadis bernama Rokayah. Dia anak pemilik kebun epal”. Kata Ahmad bingung.
“Sayalah yang engkau cari”. Jawab gadis itu
“Oh tidak…. Tidak mungkin”.
Ahmad pun berlalu dengan tergesa meninggalkan gadis itu dan menemui pemilik kebun.
“Sebelumnya maafkan saya yang telah lancang memasuki sebuah kamar seorang gadis cantik. Tapi… dimanakah sebenarnya kamar Rokayah isteri saya?” Tanya Ahmad
“Kau tidak salah. Yang kau masuki memang kamar rokayah anakku satu-satunya. Dan yang didalam kamar memang anakku. Dialah rokayah”.
“Tetapi kenapa saya tidak melihat dia buta, tuli, bisu dan lumpuh?” Tanya Ahmad.
“Anakku….. Rokayah memang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tapi yang aku maksud dia buta, kerana dia tidak pernah menggunakan kedua matanya untuk melihat hal-hal yang buruk. Dia tuli, kerana telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang buruk. Dia bisu, kerana dia tidak pernah menggunakan mulutnya untuk berbicara kotor. Dan dia lumpuh, kerana dia tidak pernah berjalan ketempat-tempat maksiat. Sekarang segeralah kau kembali kekamarnya. Temuilah dia yang sekarang menjadi isterimu”.
Betapa bahagianya Ahmad yang ternyata mendapatkan seorang isteri yang bukan cantik jelita, namun seorang gadiis yang beriman dan taat kepada Allah.

Saturday, 28 February 2015

Resep Pisang Penyet


Resep Pisang Penyet



Sebagai finishing touchnya, ada yg menyukai disiram dgn cairan gula merah yg dicampur dgn duren, atau parutan keju, fav nya anak2 saya.
Tapi yg biasa saya beli di Bandung biasanya cukup ditaburi gula halus.

Bahan: 
Pisang tanduk
Margarine
Gula halus
Keju parut

Cara membuat: 
Penyet2 pisang pelan2 sampai permukaannya cukup rata (saya menggunakan pisau yg permukannya lebar).
Sementara itu cairkan margarine (gak perlu banyak, cukup 2-3 sdm) di atas wajan, kemudian goreng pisang sampai kecoklatan.
Pakai api kecil agar pisang banar2 matang.
Tiriskan pisang yg telah digoreng dgn paper towel, kalau perlu penyet lg sedikit agar margarine nya terserap.
Hidangkan hangat bersama parutan keju atau gula halus.

Sumber: pbase.com/archiaston

Resep Kue Pisang Molen Cokelat

Dari sedikit bahan dan mudah pembuatannya anda dapat membuat pisang molen untuk anak-anak kita dengan rasa cokelat yang pastinya banyak disukai anak-anak.
Bahan:
  • 75 gram margarin
  • 1 butir telur
  • 75 gram gula tepung
  • 300 gram tepung terigu protein tinggi
  • 15 gram maizena
  • 15 gram susu bubuk
  • 1 sendok teh baking powder
  • 1/4 sendok teh garam
  • 50 ml air
  • 20 buah pisang uli, potong dua miring
  • 200 gram dark cooking chocolate, potong panjang
  • minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
  • Kocok margarin, telur, dan gula tepung 30 detik.
  • Tambahkan tepung terigu, maizena, susu bubuk, baking powder, dan garam sambil diayak dan diaduk rata. Tuang air. Aduk rata.
  • Giling tipis digilingan mi ketebalan no. 6 (ukuran paling tebal no.1). Giling sebanyak 2-3 kali. Pindahkan ke no.2. Giling sebanyak 2-3 kali. Lakukan hal yang sama sampai ke nomer berikutnya.
  • Potong panjang 40 cm dan lebar 1 cm.
  • Belah dua pisang. Selipkan cokelat di antaranya.
  • Lilitkan adonan di pisang sambil direkatkan dengan air.
  • Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan diatas api sedang sampai matang.
  • Untuk 52 buah

Friday, 13 February 2015

TAK TERKENAL DI BUMI, TERKENAL DI LANGIT


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Pada zaman Baginda Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, bidang dadanya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, wajahnya selalu melihat pada tempat sujudnya dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.
Pemuda ini tidak pernah lalai dari membaca al-Quran dan senantiasa menangis. Pakaiannya hanya dua helai saja, sudah terlalu lusuh untuk dipakai sehinggakan tidak ada orang yang menghiraukannya.
Beliau tidak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Pemuda ini, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Dia adalah Uwais al-Qarni. Beliau tidak dikenali dan miskin malah banyak orang yang suka mentertawakannya, mengejek-ejeknya, dan menuduhnya sebagai pencuri serta bermacam lagi penghinaan dilemparkan kepadanya.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tidak mempunyai saudara mara kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh. Untuk menyara kehidupan sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing.
Upah yang diterimanya hanya cukup untuk kehidupan harian bersama ibunya.Jika ada uang lebihan, beliau akan membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Walaupun dalam keadaan serba payah, beliau tidak pernah lalai dalam mengerjakan ibadahnya, sedikit pun tidak berkurang.
Sepanjang hidupnya, beliau melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya. Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad saw yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalam agama Islam sangat menarik hati Uwais dan apabila seruan Islam datang di negeri Yaman, beliau segera memeluknya. Banyak rekan-rekannya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengar secara langsung dakwah Nabi Muhammad saw.
Hati Uwais juga meronta-ronta untuk ke Madinah bertemu kekasih Allah, penghulu para Nabi tetapi beliau tidak mampu karena tidak mempunyai bekal yang cukup untuk sampai kesana. Apa lagi beliau perlu menjaga ibunya. Jika beliau pergi, siapa pula yang akan melihat ibunya.
Dikisahkan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah saw mengalami cidera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya.
Berita ini akhirnya sampai kepada Uwais. Lalu ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada baginda saw, sekalipun beliau belum pernah melihat Rasulullah saw.
Hari berganti hari dan musim pun berlalu, kerinduannya terhadap Rasulullah tak dapat dibendung lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, bisakah dirinya baru dapat menziarahi Nabi saw dan memandang wajah beliau dari dekat?
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi saw di Madinah.
Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memahami perasaan Uwais, dan berkata,
Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi dirumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang.
Dengan perasaan gembira yang amat sangat, Uwais berkemas untuk berangkat dan sebelum pergi, beliau menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya sepanjang kepergian beliau.
Sesudah mencium tangan ibunya yang tercinta, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah yang jaraknya sekitar empat ratus kilometer dari Yaman.
Dengan waktu yang cukup lama akhirnya tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segeralah ia menuju ke rumah Nabi saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi saw yang ingin ditemuinya.
Namun ternyata baginda saw tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah.
Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi, beliau teringat akan pesan ibunya sudah tua dan senantiasa dalam keadaan tidak sehat itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, Engkau harus lekas pulang. Disebabkan ketaatan kepada ibunya, pesanan ibunya itu telah mengalahkan suara hati untuk menunggu Nabi saw.
Ia akhirnya memohon kepada Sayyidatina Aisyah r.a. untuk pulang kembali ke Yaman. Uwais lalu menitipkan salamnya kepada Nabi saw dan melangkah pulang dengan perasaan hampa karena tidak dapat bertemu dengan Kekasih Allah.
Sepulangnya dari perang, Nabi saw langsung bertanya tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Beliau adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit).
Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw, Sayyidatina Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun seketika. Lalu kata Sayyidatina Aisyah r.a., memang benar sebelum ini ada seseorang telah datang mencari Rasulullah saw tetapi orang itu segera pulang ke Yaman, kerana teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit sehinggakan beliau bimbang meninggalkan ibunya terlalu lama.
Rasulullah saw bersabda : Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah bahawa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.
Sesudah itu baginda saw, memandang kepada Sayyidina Ali r. Adan Sayyidina Umar r.a. lalu bersabda: Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya untuk kalian karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.
Tahun berganti tahun dan Umar r.a menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar As-Siddiq yang telah wafat. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah selepas Rasulullah saw wafat.
Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan sahabatnya, Sayyidina Ali k.w. untuk mencari Uwais bersama.
Sejak itu, setiap kali ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua akan bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang dicari oleh kedua-dua sahabat besar itu. Rombongan kafilah dari Yaman menuju ke Syam silih berganti membawa barang dagangan mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, bersegeralah khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali r.a mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka.
Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, mereka berdua bergegas menemui Uwais al-Qarni. Sesampainya di tempat Uwais, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.
Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, Siapakah nama saudara?
Lalu jawab Uwais, Abdullah. Mendengar jawaban itu, kedua sahabat itupun tertawa dan mengatakan : Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?
Uwais kemudian berkata: Nama saya Uwais al-Qarni.
Sepanjang perkenalan mereka, tahulah mereka bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, beliau baru dapat turut serta bersama rombongan kafilah dagang itu.
Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendoâkan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: Sayalah yang harus meminta doa dari kalian. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari tuan.
Disebabkan didesak oleh dua sahabat besar ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua belah tangannya lalu berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk memberinya uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais sebagai biaya hidupnya. Uwais menolaknya dengan lembut dengan berkata: Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak langsung terdengar beritanya. Tapi diriwayatkan ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais.
Kata orang itu, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin ribut bertiup dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.
Pada saat itu, kami melihat seorang lelaki yang mengenakan selimut berbulu di berada di satu sudut kapal lalu kami memanggilnya. Lelaki itu bangun lalu melakukan solat di atas air.
Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. Wahai waliyullah, Tolonglah kami! Tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami! Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: Apa yang terjadi? Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dibadai ribut dan dihantam ombak ?tanya kami.
Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! katanya. Kami telah melakukannya. Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim! Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami yang lain tenggelam ke dasar laut bersama isinya.
Lalu orang itu berkata pada kami , Tidak mengapalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat. Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? Tanya kami.
Uwais al-Qarni. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir. Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah? tanya Uwais.
Ya,jawab kami. Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Setelah Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menaikinya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah sehingga tidak ada satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiarlah khabar bahawa Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia hendak dimandikan tiba-tiba terlalu banyak orang yang berebut hendak memandikannya.
Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafankan, begitu ramai orang yang menunggu untuk mengkapannya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai.
Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebut hendak mengusungnya.
Meninggalnya Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan penduduk Yaman. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenali datang untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang.
Sejak ia dimandikan sampailah ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, ada saja orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.
Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka tertanya-tanya: Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala kambing dan unta? Tetapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.
Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahui siapa Uwais al-Qarniyang ternyata tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit. Wallahu a’lam bish Shawwab

Ketika Perut Rasulullah Berbunyi

Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.

Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.”

Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”

Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.

Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?”

Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?”

Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”