Minggu lalu saya dapat rejeki, waktu pulang dari satu tempat saya
melihat seorang simbah-simbah berkain jarik membawa tenggok bambu sedang
berjalan di pinggir jalan aspal yang ramai, langsung motor saya
pepetkan di depan simbah itu..
"Ajeng ten pundi mbah? Monggo sareng leh kulo.." Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
"Inggih mas, matur nuwun.." Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuutt! PW.. Posisi wuenak!
Motor saya gas pelan, ternyata siang itu saya akan dapat ilmu baru..
Namanya mbah Muji, sehari-hari jualan toge di sebuah pasar di Jogja.
Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer,
cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah
Muji ke pasar. Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik
bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo
sampai ke rumah di siang hari yang panas itu..
Whottt! Jalan kaki pulangnya?
Begini terjemahannya dari bahasa Jawa,
"Simbah dulu naik sepada mas tiap ke pasar, cuman sudah 5 tahun ini
simbah diantar, pulangnya ngebis, sudah nggak kuat naik sepeda
pulang-pergi.."
"Lho bukannya kalau pulang juga jalannya jauh mbah, 3 kilo lho sampai dusun nya simbah.."
"Mboten mas, selama 5 tahun ini hanya 3-4 kali simbah jalan sampai
rumah, selalu tiap hari ada saja yang memboncengkan simbah, gonti-ganti
orangnya, simbah diantar sampai depan rumah..
Simbah juga gak kenal mereka, ada yang tentara, ada yang cah kuliah,
bergantian mereka memboncengkan simbah, padahal simbah juga tidak
mengenal mereka..
Simbah yakin saja, pasti Allah yang akan memilihkan dari ratusan orang
yang lewat di jalan itu untuk mengantar simbah setiap hari.. Biar jadi
pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya..."
Wow.. Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadged untuk memanggil jemputannya.
Seperti siang ini, ilmu yakin mbah Muji yang menarik motor saya dapat giliran mendekat dan merapat di depan langkahnya..
Besok pasti ada orang lain yang akan merapat lagi, mengantarkan simbah
untuk pulang ke rumah.. Yakin deh! Dengan perbandingan 5 tahun hanya
sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari..
Bagaimana dengan kita?
Ketika "ilmu yakin" belum nancep di dada, kita sering ragu ketika
berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi, bukan Allah..
Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Jadinya Allah dilupakan, solusi malah gak datang-datang..
Ketika masalah-masalah tak kunjung selesai, kita bersandar pada manusia
yang juga lemah, curhat kesana sini, malah seperti mengumbar aib
sendiri..
Padahal pesan Allah sangat jelas,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
[QS. Ath Tholaq: 2-3]
Hutang belum selesai, sabarrr.. Bersandar terus pada Allah biar dikasih jalan keluar..
Ibadahnya makin digenjot habis, habissss sehabis-habisnya!
Masalah-masalah seperti buntu, gak ada jalan keluar, sabarr.. Minta ke
Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya..
Ilmu yakin, "Aku ini diciptakan oleh Zat Yang Maha Kaya, kenapa aku harus takut menjadi miskin.."
Simbah sudah sampai di depan rumah, saya pamitan langsung, sambil
menyalaminya, simbah mengguyuri saya dengan doa-doa yang membuat saya
merinding mendengarnya..
Jogja yang panas siang ini, entah mengapa jadi terasa sejuk tembus ke hati...
Oleh Saptuari Sugiharto (-- redaksi ambil dari fanpage beliau, di https://goo.gl/SJZQD7)
No comments:
Post a Comment