Seiring perjalanan kisah anak desa yang mencoba mencari pengalaman hidup dikota. Kota Jakarta adalah tempat yang menjadi awal sebuah kisah yang mewarnai kehidupannya selama ini. Sekitar tahun 1995 anak desa ini telah merantau kesana. Disaat memulai kisahnya , anak desa ini diberi sebuah nasehat yang tak terlupakan dalam setiap langkahnya. Sebuah nasehatnya adalah dimanapun kau berada harus bisa menyesuaikan, itulah nasehat yang ada dalam benaknya selama ini.
Saban hari disebuah kontrakan yang ditempatinya sungguh semrawut, banyak sekali keributan. Akan tetapi seperti yang sudah terngiang-ngiang selama ini, anak desa bisa menyesuaikan keadaan. Walaupun tidak harus mengikuti keadaan yang ada pada saat itu. Dari sinilah awal ujian hidupnya, banyak sekali hal-hal yang didapatkan dari sisi hidup yang sebenernya. Hari-harinya sepulang dari bekerja, hampir setiap malam menghabiskan waktunya hanya untuk merenung. Didalam masa perenungannya yang hampir satu tahun, belum menemukan sebuah inspirasi akan kata-kata yang pas dihati. Sebuah keinginan yang betul-betul diharapkan untuk menjadi yang terbaik dalam catatan kehidupannya.
Kurang lebih hampir 3,5 tahun anak desa ini berada di Kota Jakarta. Selamat tinggal Jakarta , itulah gejolak dalam hati yang terpintas saat dalam perjalanan pulang ke kampung halaman tercinta. Gejolak-gejolak yang ada selalu mengikuti selama dalam perjalanan, hampir tidak tidur sama sekali saat perjalanan pulang. Pikiran terus melayang untuk menemukan sebuah jawaban. Disaat perjalanan kurang lebih 6 jam sudah mendekati desa dan terlihat tampak pagi dengan diiringi secerah sinar mentari. Saat memandang keluar terlihat betapa indah nan hijau persawahan dan disaat itulah anak desa ini menemukan sebuah kata-kata yang dicari selama ini. Yaah...Hidup itu sejauh mata memandang , yang mana sekumpulan kata-kata penyemangat dalam menjalani sebuah kehidupan baru lagi sepulang dari Jakarta.
Yah, kata-kata itu yang membuat anak desa ini tidak ada rasa takut, selalu optimis menatap kedepan menuju masa depan yang lebih baik lagi. Hidup Itu Sejauh Mata Kita Memandang itulah kawan, dimanapun kita dan dalam situasi bagaimanapun , kita tetap harus bisa menjalaninya. Dan janganlah engkau membatasi dengan omongan yang sekiranya kita belum tahu esok harinya akan seperti apa. Yang lebih penting persiapkan dirimu untuk menghadapi segala hal dalam kehidupan ini.
No comments:
Post a Comment