Thursday 31 December 2015

Cacing Pipih

Mengenali Jenis Cacing Pipih
  Pernahkah kita mendengar , apa itu Cacing Pipih ? Ada beragam kelompok cacing, salah satunya adalah si cacing pipih atau yang biasa kita kenal dengan istilah Platyhelminthes. Fillum Platyhelminthes mencakup semua jenis cacing pipih terkecuali Namertea. Dulu ia dimasukkan ke dalam kelompok ini namun kemudian dipisahkan untuk alasan tertentu. Secara umum, cacing dalam kelompok Platyhelminthes ini memiliki badan yang pipih tanpa segmen layaknya cacing lainnya. Umumnya, cacing pipih hidup di laut, danau, sungai ataupun sebagai parasit di dalam tubuh organisme lainnya, misalnya cacing pipih darah yang hidup dalam pembuluh vena manusia. Si cacing pipih ini sangat sensitif terhadap cahaya, karena itu, meski ada sebagian mereka yang hidup di alam namun cukup sulit menjumpainya di tempat terbuka.

Struktur Tubuh Cacing Pipih

Kelompok cacing yang satu ini dikenal sebagai Triplobostik Aselomata sebab ia mempunyai tiga lapisan embrional, antara lain endoderma, ektoderma dan juga mesoderma. Meski demikian, perlu diketahui bahwa mesoderma pada cacing pipuh tidak mengalami spesialisasi dengan demikian sel-sel yang ada tetap seragam karena sel khusus tidak dibentuk.

Sistem pencernaan cacing pipih dikenal dengan nama gastrovaskuler. Yang artinya sistem peredaran makanan tidak dibebankan pada darah melainkan usus. Sistemik pencernaan mereka dimulai dari mulut lalu faring dan kemudian kerongkongan. Pada bagian belakang kerongkongan tersebut terdapat organ usus dengan cabang yang terkoneksi ke seluruh tubuh cacing. Maka itu, selalin berfungsi sebagai organ pencernaan, usus pada cacing pipih juga berperan mengedarkan makanan. Untuk urusan pembuangan, cacing pipih melakukannya melalui mulut seba ia tak memiliki anus. Adapun unsur semacam gas CO2 juga O2 dikeluarkan dari tubuh cacing pipih melalu serangkaian proses difusi.

Untuk sistem syaraf, cacing pipih dikenal memiliki dua tipe yakni:
  • Sistem syaraf tangga tali, sistem ini yang paling sederhana. Pusat susunan saraf dikenal dengan nama ganglion otak. Ia ada pada belakang kepala, jumlahnya dua. Pada hanglion otak ini terdapat tali saraf yang memanjang pada bagian kanan juga kiri tubuh. Keduanya dihubungkan oleh serabut saraf yang melintang.
  • Sistem saraf berikutnya dikenal lebih rumit dan ada pada jenis cacing pipih dengan tingkatan yang lebih tinggi. Sel saraf mereka tersusun atas neuron yang dibedakan menjadi 3 bagian yakni sel saraf sensorik yang berfungsi sebagai pembawa sinyal dari idera cacing ke otak, sel saraf motor yang berperan sebagai sel pembawa materi dari otak ke efektor dan terakhir sel aosiasi yang berfungsi sebagai perantara.

Klasifikasi Cacing Pipih

Kelompok Platyhelminthes atau cacing pipih dibedakan dalam 3 kelas utama yakni:
  • Tubellaria, adalah cacing pipih yang memakai bulu getar sebagai alat penggerak. Misalnya saja pada Planaria.
  • Trematoda, yakni cacing pipih yang mempunyai alat hisap lengkap dengan kait yang berfungsi melekatkan diri pada inang si cacing pipih. Kelompok yang satu ini hidup sebagai parasit. Misalnya saja Cacing hati atau Fasciola, Schitosoma, Clonorchis dan lain-lain.
  • Cestoda adalah kelas cacing pipih yang mempunyai kulit berlapis kitin. Dengan demikian ia tidak tercemar dengan enzim pada usus inangnya. Cacing dalam kelas ini juga merupakan parasit tapi hanya dijumpai pada hewan. Misalnya saja T. Saginata dan Taenia Solium.
Ciri - ciri Cacing Pipih

  •     Platyhelminthes adalah cacing pipih aselomata: tubuh mereka yang padat antara permukaan luar dan rongga dari sistem pencernaan.
  •     Sebagian besar cacing pipih memiliki rongga gastrovaskular dan bukan sistem pencernaan lengkap, rongga yang sama digunakan untuk membawa makanan digunakan untuk mengeluarkan bahan limbah.
  •     Platyhelminthes yang baik predator atau pemulung, kebanyakan adalah parasit yang memakan jaringan inang.
  •     Cacing pipih memiliki sebuah sistem saraf yang sederhana, tidak ada sistem peredaran darah atau pernapasan, dan sebagian besar memproduksi telur dan sperma, dengan pembuahan internal.
  •     Platyhelminthes dibagi menjadi empat kelas: Turbellaria, spesies laut yang hidup bebas, Monogenea, ektoparasit ikan, Trematoda, parasit internal manusia dan spesies lain, dan Cestoda (cacing pita), yang merupakan parasit internal banyak vertebrata.
  •     Pada cacing pipih, bahan dicerna diambil ke dalam sel-sel dari lapisan usus oleh fagositosis, bukannya diproses secara internal.

Wednesday 30 December 2015

DUNIA CACING



Jenis-jenis Cacing


Siapa sih yang tidak mengenal Cacing ? Cacing merupakan salah satu jenis binatang invetebrata yang mudah kita jumpai dalam keseharian kita. Hewan dengan tubuh lunak ini terdiri atas beragam jenis. Kabarnya, ada sekitar 4500 spesies cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia. Dari ribuan jenis ini, terdapat cacing yang merugikan dan juga menguntungkan. Berikut kami sajikan jenis-jenis cacing yang boleh jadi cukup familiar di telinga Anda, antara lain:
  1. Cacing tanah. Dari 4500 jenis cacing, sebanyak 2700 adalah cacing tanah. Makhluk hidup yang satu ini dikenal cukup penting bagi manusia. Binatang berlendir ini berperan sebagai kompositor sampah organik, penyubur tanah, bahan obat serta bahan baku pakan ternak yang cukup bergizi. Salah satu jenis cacing tanah yang paling populer adalah Lumbricus rubellus.
  2. Cacing Tambang. Digolongkan sebagai parasit berbahaya dalam tubuh manusia. Cacing ini bisa mengakibatkan berbagai penyakit seperti anemia dan juga kurang gizi. Cacing tambang ini masuk ke dalam filum Nematoda dan terdiri atas dua spesies yakni Necator americanus dan Ancylostoma duodenale.
  3. Cacing Kremi. Binatang yang satu ini masuk ke dalam filum nematoda dan terdiri atas 3 spesies yakni Enterobius vermicularis, Enterobius anthropopitheci dan Enterobius gregorii. Jenis cacing Enterobius vermicularis-lah yang kemudian menjadi biang penyakit bernama enterobiasis atau oksiuriasis. Cacing kremi merupakan parasit pada tubuh manusia dan melekarkan telurnya pada lipatan kulit anus. Hal ini kemudian yang menyebabkan gatal luar biasa pada wilayah tersebut. Dalam gejala kronis, penderita bisa saja mengalami radang parah pada organ genitalnya.
  4.  Cacing Gelang. Tergolong sebagai hewan tanpa tulang belakang atau invertebrate. Ia masuk ke dalam filum Nemarhelminthes Ascaris Lumbricoides. Cacing ini merupakan parasit dan hidup di dalam organ usus manusia.
  5. Cacing Cambuk. Dikenal juga dengan nama Trichuris trichiura. Ia merupakan biang penyakit yang disebut Trikuriasis. Cacing cambuk ini hidup dalam organ usus besar manusia. Infeksi cacing ini bisa menyebabkan seseorang terkena diare juga anemia.
  6. Cacing Jantung. Dikenal juga dengan nama Dirofilaria immitis. Cacing ini hidup sebagai parasit tapi hanya pada hewan. Ia merupakan ancaman yang sangat serius terutama bagi anjing dan kucing. Apabila tidak diperhatikan secara serius, bisa berakibat pada kematian. Cacing ini tersebar melalui perantara nyamuk bernama Anopheles. Ia menyerang bagian arteri pulmonary dan mengakibatkan rusaknya jantung dan paru-paru inangnya.
  7. Cacing Pita. Dikenal juga dengan nama Taenia Solium. Infeksi cacing ini dikenal dengan nama Sistiserkosis. Cacing pita dewasa bisa mencapai panjang 240 sampai 300 cm. Tubuh cacing ini mengandung kurang lebih 1000 proglotid.
  8. Cacing Darah. Dikenal juga dengan nama Schistosoma japonicum. Ia merupakan anggota dari kelompok Trematoda. Menyandang kata “darah” di namanya sebab ia hidup di dalam pembuluh vena pada manusia, sapi, anjing, kucing, biri-biri dan binatang pengerat.

Masih ada banyak jenis-jenis cacing yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, daftar cacing yang kami urai untuk Anda merupakan jenis cacing yang familiar dalam kehidupan sehari-hari.