Monday 17 September 2012

Kisah Kecilku

Sedikit cerita yang masih aku ingat saat masih kanak-kanak, telah mewarnai sisi kehidupan. Kugoreskan kata demi kata saat aku sendiri untuk merenungkan makna hidup dalam kesendirian. Dikala aku masih kecil , umurku kurang lebih 6 tahun saat itu masih sekolah TK ( Taman Kanak-Kanak ). Ada sedikit yang masih melekat dalam ingatan , disaat pagi berangkat sekolah dan kebetulan hari itu perutku terasa sakit. Waduuuhh..., akhirnya ....namanya juga masih kanak-kanak, waktu itu aku tidak berani bilang ke ibu guru. Kebetulan lonceng juga berbunyi tandanya pulang sekolah, akhirnya kulari sambil memegangi celana yang sudah basah dan bau kotoranku. maaf namanya juga masih kanak-kanak...hehehehehe...sedikit ketawa mengingat masa kanak-kanak.Waktu itu aku sudah punya dua adik kecil-kecil, dan keluargaku hidup dalam kesederhanaan boleh dibilang masih kekurangan. Rumahnyapun kontrak dan itupun masih gedek bambu       ( bilik bambu ) berukuran kecil. Kala itu yang ada dipikiran kami hanya senang dan gembira.
Sekian waktu telah berlalu sekitar kurang lebih satu tahun sudah terlewati, kami sekeluarga pindah rumah mengikuti orang tua. Kondisi kami masih sama hanya saja sedikit berbeda , kami sekeluarga masih tetep kontrak. Waktu itu sedikit banyak yang masih teringat dalam benakku. Banyak hal yang bisa kudapatkan pengalaman-pengalaman kecil. Pernah suatu ketika aku bareng teman-temanku menggembala kambing, kambingku waktu itu ada 4 ekor dan hampir tiap hari aku menggembalakan kambingku sepulang dari sekolah. Di umurku yang bertambah satu tahun ini aku makin nakal. Disekolah aku suka berantem, dan sepulang sekolah kadang aku mancing dan sampai tidak tahu waktu. Suatu ketika aku dicari oleh Bapakku sambil membawa sebilah pedang, akhirnya aku lari sekuat kuatnya. Hadeeehh....

Ada pengalaman yang lain yang sedikit seru, setiap pukul 15.00 WIB sore hari, biasanya ada kereta api lewat dan serentak semua anak-anak kecil berlarian mengejar kereta termasuk aku. Kami anak-anak kecil semua saling berebutan pingin naik dibelakang kereta api. Akhirnya akupun bisa naik dengan menggandul dibelakang kereta api yang sebenernya berbahaya. tetapi bagi kami anak-anak sudah terbiasa sering melakukan hal itu. ini pengalaman yang lebih seru lagi bagi aku, suatu hari ada pengumuman kalau ada layar tancap malam minggu saat itu. Suatu ketika aku pingin sekali melihat padahal oleh orang tuaku tidak mengijinkan untuk melihatnya. Akhirnya dengan tekad aku pada malam itu pura-pura tidur, setelah itu aku bangun dan membuka jendela kamar dengan pelan-pelan. jadilah aku keluar sendiri padahal didesa waktu itu sepi sekali. Dan kebetulan ada tetanggaku yang juga melihat , aku ikuti dari belakang sampailah akhirnya aku bisa meilhat layar tancap. Setelah usai mungkin kira-kira pukul 22.00 WIB malam, akupun pulang mengikuti tetanggaku tadi. Mungkin tetanggaku takut atau bagaimana akhirnya sesampainya ditengah jalan aku tidak melihatnya lagi. Ditengah kesendirian itu aku pun takut tidak berani pulang dan aku hanya diam disitu sampai kemudian ada tetanggaku yang melihatnya dan akhirnya aku diantar sampai dirumah. itulah sedikit kisah kecilku.
Selang setahun kemudian tugas Bapakku pindah lagi, dan kami sekeluargapun ikut pindah lagi. Mau tau berapa kali kami pindah rumah ?
Setelah aku hitung sudah sepuluh kali kami pindah rumah selama 25 tahun.





No comments:

Post a Comment